Tiada yang lebih mengejutkan ketimbang orang yang sedang dahaga, lalu hadir air di depannya. Tapi aku salah, ternyata ada. Yaitu malaikat yang membawakannya.
Aku tersesat.
Lalu ditemukan.
Lalu kuberanikan diri berbicara dengannya. Dan itulah pertama kali kita bertatap mata.
Suatu ketika, aku bertemu lagi. Aku bertandang ke markasnya. Aku bohongi setiap orang, hanya untuk bertemu dengannya.
Lalu di lain kesempatan, kulihat dia berdiri menatap pertunjukkan. Dia membalas tatapanku. Tak hanya membalas tatapan, dia juga tersenyum dan melambaikan tangannya.
Dan setelah kusabotase orang-orang di sekelilingnya, akhirnya tinggal kita berdua yang bicara. Apapun. Tentang apa saja. Sejenak terdiam. Dan berkata melanjutkan. Sang waktu tak lagi berlari. Betapa menit yang paling berharga.
Mungkinkah kita berjumpa lagi?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar