Sebelumnya aku tinggal di kontrakan bernama Wisma Al-Jaddah
bersama Brian, Eby dan Ozy, yang oleh kami difungsikan sebagai Sekretariat II
Lembaga Kajian Hukum dan Sosial.
Menjelang berakhirnya semester 4, Wisma Al-Jaddah ternyata
kurang nyaman untuk tempat berkumpul, berdiskusi, dan bermain. Hingga pada
akhirnya aku menemukan sebuah rumah yang dikontrakkan di Jl.Riyanto Gg.Teratai
Kelurahan Sumampir. Aku jatuh hati pada pandangan pertama untuk ukuran sebuah
rumah. Dan rumah itu kuberi nama, Bukit Shimla. Disini aku tinggal bersama
Cipto, Bangkit, dan Naufal. Namun selain mereka, ada juga penghuni lain yang
juga gemar tinggal disini, seperti Eby, Ramdani, Taofik, Ryan, Surya, Alka,
dsb. Penghuni asli yang menempati Bukit Shimla disebut juga Kaum Anshor.
Sedangkan penghuni pendatang yang tidak berasal dari Bukit Shimla, akan tetapi
menikmati layanan dan menaati aturan di Bukit Shimla disebut Kaum Muhajirin.
Bukit Shimla, diilhami dari film Three Idiot. Yaitu tempat dimana Chatur, Farhan, dan Raju berusaha
menemukan Rancho. Dalam kisah, mereka ternyata bertemu Rancho, akan tetapi
bukan Rancho yang selama ini mereka kenal. Di sanalah mereka memperoleh
pencerahan tentang bagaimana bijaknya seorang Rancho yang mereka kenal, dan
kemudian memulai kembali pencarian Rancho yang mereka kenal. Begitu juga dengan
Bukit Shimla. Disini adalah sebuah rumah, sebagai tempat persinggahan
orang-orang terutama mahasiswa dalam rangka menemukan pencerahan melalui proses
pencarian kebenaran dan pertemuan perjuangan.
Berikut sekilas wajah dari Bukit Shimla :
Bukit Shimla dari kejauhan
Bukit Shimla dari dekat
Halaman depan (yang masih belum terawat)
Halaman samping
Ruang tamu ( kalau malam sebagai sarana motor bersemayam )
Kamar Cipto
Ke dalam kamar Cipto
Mading
Kamar Bangkit
Ke dalam kamar Bangkit (berantakan, maklum masih tahap awal konstruksi)
Kamar Panji
Ke dalam kamar Panji ( tidak berbeda dengan jemuran )
Ke dalam kamar Panji ( dengan perabotan seadanya )
Perpustakaan Bukit Shima, memiliki lebih dari 200 buku, yang notabene isinya menyesatkan
Kamar Naufal
Tampak dalam kamar Naufal ( sama berantakannya dengan kamar-kamar lainnya )
Tempat cuci
Kamar mandi
Kamar mandi ( itu ada kuning-kuning lihat gak? )
Dapur
Ruang favorit penghuni Bukit Shimla, yaitu Ruang Propaganda. Disinilah pusat peradaban Bukit Shimla. Mulai dari diskusi bareng, bercanda bareng, makan bareng, main game bareng, curhat bareng, nyanyi-nyanyi bareng, ledek-ledekan bareng, sampai tidur bareng. Notabene kasur yang dimiliki oleh penghuni diletakkan di ruangan ini untuk tidur bersama Kaum Anshor dan Kaum Muhajirin. Tapi sampai sekarang belum pernah ada perempuan mau tidur disini, semoga kelak ada yang mau.
Halaman belakang
Bukit Shimla tampak belakang
Demikian perkenalan tentang Bukit Shimla. Mau mampir? Silakan, dengan senang hati :)























Tidak ada komentar:
Posting Komentar