Kamis, 18 Oktober 2012

Bukit Shimla


Sebelumnya aku tinggal di kontrakan bernama Wisma Al-Jaddah bersama Brian, Eby dan Ozy, yang oleh kami difungsikan sebagai Sekretariat II Lembaga Kajian Hukum dan Sosial.

Menjelang berakhirnya semester 4, Wisma Al-Jaddah ternyata kurang nyaman untuk tempat berkumpul, berdiskusi, dan bermain. Hingga pada akhirnya aku menemukan sebuah rumah yang dikontrakkan di Jl.Riyanto Gg.Teratai Kelurahan Sumampir. Aku jatuh hati pada pandangan pertama untuk ukuran sebuah rumah. Dan rumah itu kuberi nama, Bukit Shimla. Disini aku tinggal bersama Cipto, Bangkit, dan Naufal. Namun selain mereka, ada juga penghuni lain yang juga gemar tinggal disini, seperti Eby, Ramdani, Taofik, Ryan, Surya, Alka, dsb. Penghuni asli yang menempati Bukit Shimla disebut juga Kaum Anshor. Sedangkan penghuni pendatang yang tidak berasal dari Bukit Shimla, akan tetapi menikmati layanan dan menaati aturan di Bukit Shimla disebut Kaum Muhajirin.

Bukit Shimla, diilhami dari film Three Idiot. Yaitu tempat dimana Chatur, Farhan, dan Raju berusaha menemukan Rancho. Dalam kisah, mereka ternyata bertemu Rancho, akan tetapi bukan Rancho yang selama ini mereka kenal. Di sanalah mereka memperoleh pencerahan tentang bagaimana bijaknya seorang Rancho yang mereka kenal, dan kemudian memulai kembali pencarian Rancho yang mereka kenal. Begitu juga dengan Bukit Shimla. Disini adalah sebuah rumah, sebagai tempat persinggahan orang-orang terutama mahasiswa dalam rangka menemukan pencerahan melalui proses pencarian kebenaran dan pertemuan perjuangan.

Berikut sekilas wajah dari Bukit Shimla :


Bukit Shimla dari kejauhan


Bukit Shimla dari dekat


Halaman depan (yang masih belum terawat)


Halaman samping


Ruang tamu ( kalau malam sebagai sarana motor bersemayam )


Kamar Cipto


Ke dalam kamar Cipto


Mading


Kamar Bangkit


Ke dalam kamar Bangkit (berantakan, maklum masih tahap awal konstruksi)


Kamar Panji


Ke dalam kamar Panji ( tidak berbeda dengan jemuran )


Ke dalam kamar Panji ( dengan perabotan seadanya )


Perpustakaan Bukit Shima, memiliki lebih dari 200 buku, yang notabene isinya menyesatkan


Kamar Naufal

Tampak dalam kamar Naufal ( sama berantakannya dengan kamar-kamar lainnya )



Tempat cuci


Kamar mandi


Kamar mandi ( itu ada kuning-kuning lihat gak? )


Dapur


Ruang favorit penghuni Bukit Shimla, yaitu Ruang Propaganda. Disinilah pusat peradaban Bukit Shimla. Mulai dari diskusi bareng, bercanda bareng, makan bareng, main game bareng, curhat bareng, nyanyi-nyanyi bareng, ledek-ledekan bareng, sampai tidur bareng. Notabene kasur yang dimiliki oleh penghuni diletakkan di ruangan ini untuk tidur bersama Kaum Anshor dan Kaum Muhajirin. Tapi sampai sekarang belum pernah ada perempuan mau tidur disini, semoga kelak ada yang mau.



Halaman belakang


Bukit Shimla tampak belakang


Demikian perkenalan tentang Bukit Shimla. Mau mampir? Silakan, dengan senang hati :)

Anda Pengunjung ke